10 Dosa Maut Marketing yang Bikin Bisnismu Gagal 'Glowing'

Zaman sekarang, jualan itu ibarat ikut audisi pencarian bakat: saingannya bejibun, jurinya (baca: pelanggan) makin kritis. Udah pasang iklan di semua sosmed, udah promo abis-abisan, tapi kok bisnis masih sepi-sepi aja kayak hati di malam Minggu?

Tentu, ini dia 10 kesalahan pemasaran yang ditulis ulang dengan gaya bahasa yang lebih gaul, lucu, dan tetap mengedukasi, berdasarkan poin-poin yang kamu berikan.


10 Dosa Maut Marketing yang Bikin Bisnismu Gagal 'Glowing'



Zaman sekarang, jualan itu ibarat ikut audisi pencarian bakat: saingannya bejibun, jurinya (baca: pelanggan) makin kritis. Udah pasang iklan di semua sosmed, udah promo abis-abisan, tapi kok bisnis masih sepi-sepi aja kayak hati di malam Minggu?

Mungkin tanpa sadar, kamu melakukan satu (atau beberapa) dari sepuluh ‘dosa maut’ dalam marketing ini. Yuk, kita bongkar satu per satu biar bisnismu nggak jalan di tempat dan bisa segera glowing!

1. Nggak Punya DNA Unik (Alias Pasaran)

Kalau produkmu sama persis kayak punya tetangga sebelah, kenapa orang harus milih kamu? Cuma bilang "kualitas terbaik" itu udah basi. Coba deh, tanyain ke diri sendiri: "Apa sih X-Factor gue?" Mungkin pelayanan purna jualmu secepat kilat, mungkin hargamu paling jujur, atau mungkin kemasanmu paling gemes se-Instagram. Temukan DNA-mu, lalu pamerin!

2. Pamer Spek Mulu, Lupa Ngajarin Cara Pakainya

Kamu jualan skincare dengan kandungan Super-Mega-Hyaluronic-Acid? Keren. Tapi, pelanggan lebih peduli sama: "Gimana cara pakainya biar muka gue kinclong, bukan malah breakout?" Jangan cuma pamerin kehebatan produk, tapi tunjukkin gimana produk itu bisa menyelesaikan masalah mereka. Bikin tutorial simpel, kasih tips and tricks. Pelanggan itu beli solusi, bukan cuma beli barang.

3. Bikin Konten Tanpa Judul yang 'Nampol'

Bayangin kamu lagi scrolling di lautan konten. Apa yang bikin kamu berhenti? Judul, bro! Iklan tanpa judul yang menarik itu kayak film tanpa poster, nggak ada yang bakal noleh. Bikin judul yang bikin orang penasaran, entah itu lucu, bikin kaget, atau langsung menjawab masalah mereka. Judul adalah ‘kail’ pertamamu.

4. Anti Tes-Tes Klub, Langsung Terjun Bebas

Ngeluncurin produk atau iklan tanpa uji pasar itu kayak masak rendang tapi nggak dicicipin dulu, main percaya diri aja. Gimana kamu tahu harga yang kamu pasang udah pas? Gimana kamu tahu kemasanmu menarik, bukan norak? Lakuin tes kecil-kecilan dulu. Tanya ke beberapa teman atau followers, bikin polling. Jangan sampai udah produksi massal, eh ternyata nggak ada yang suka. Rugi bandar!

5. Bikin Pelanggan Capek Lahir Batin

Pernah nggak sih, mau beli sesuatu tapi prosesnya ribet banget? CS-nya judes, DM nggak dibales-bales, nomor telepon susah dicari, websitenya bikin pusing. Ini namanya ‘mempersulit rezeki sendiri’. Coba posisikan dirimu sebagai pembeli. Apakah semua prosesnya udah gampang dan menyenangkan? Jangan sampai pelanggan udah niat beli, tapi batal gara-gara dibuat 'main Ninja Warrior' dulu.

6. Nggak Bisa 'Baca Pikiran' Pelanggan

Kamu mikir pelanggan pasti cari yang paling murah. Padahal, bisa jadi mereka lebih butuh pengiriman yang cepat atau pelayanan yang ramah. Gimana cara tahunya? Ya tanya! Jangan jadi dukun yang nebak-nebak. Manfaatin fitur stiker question di Instagram, bikin survei singkat, atau просто tanya langsung pas mereka selesai belanja. Feedback mereka itu contekan paling berharga.

7. Habis Manis Sepah Dibuang: Nyuekin Pelanggan Lama

Nyari pelanggan baru itu susah dan mahal. Jauh lebih gampang ‘ngerawat’ pelanggan yang udah pernah beli. Mereka itu harta karunmu! Jangan dicuekin setelah mereka transfer. Sapa mereka sesekali, kasih info produk baru, atau tawarin diskon khusus buat pelanggan setia. Hubungan baik itu investasi jangka panjang.

8. Bikin Pelanggan Takut 'Nyesel' Duluan

"Kalau barangnya nggak cocok gimana?", "Kalau rusak gimana?". Ini adalah ketakutan-ketakutan yang bikin orang ragu buat check out. Tugasmu adalah menenangkan mereka. Kasih garansi, jaminan uang kembali, atau pajang testimoni dari pelanggan lain. Perkecil risiko di kepala mereka, maka tombol ‘Beli Sekarang’ akan terasa lebih enteng untuk diklik.

9. Cuma Bilang 'Pokoknya Gue Terbaik!', tapi Nggak Ada Buktinya

Semua penjual pasti bilang produknya bagus. Terus, kenapa pelanggan harus percaya sama kamu? Jangan cuma ngomong, tapi kasih bukti. Edukasi mereka. Jelaskan kenapa bahan yang kamu pakai lebih bagus, kenapa prosesmu lebih higienis. Bikin konten yang menunjukkan keahlianmu di bidang itu. Bangun kepercayaan, bukan cuma jualan.

10. Sindrom Cepat Puas, Lupa Daratan

Selamat, iklanmu viral dan penjualan meroket! Terus ngapain? Ya jangan santai! Dunia itu berputar, tren berganti. Apa yang berhasil hari ini, bisa jadi ‘cringe’ bulan depan. Tetaplah lapar, tetaplah belajar. Selalu cari cara yang lebih baik, lebih efisien, dan lebih kreatif. Jangan terjebak di zona nyaman, karena di sanalah sebuah brand biasanya mulai meredup.


Diadaptasi dari catatan Clay

Dapatkan full source code Asli
LINK TERKAIT