POV: Drama keuangan di Toko Komputer Malili Tekno bikin auto-ngakak! Gara-gara Niar nge-spill invoice prematur (barang belom diambil tapi udah dicatat!) dan Yuyun si manager auto-gercep ngelunasin, sistem keuangan Papa Clay si Owner mendadak *glitch* parah. Terus, Yuyun makin bikin ambyar dengan ngedit pembayaran sampe sistemnya *meronta-ronta*. Ujung-ujungnya? Sesi wejangan santuy tapi nampol dari Papa Clay yang *literally* bijaksana (tapi agak dibuat-buat) biar nggak ngulangin *petite* kesalah
Kalian tahu kan, hidup anak Gen Z itu nggak cuma tentang scroll TikTok, bikin konten receh, atau rebahan sambil dengerin lofi hip-hop. Kadang, ada aja *plot twist* di tempat kerja yang bikin kita *literally* bilang, "Astaga, ini hidup apa drakor?" Nah, kali ini, kita mau *spill the tea* drama terbaru dari salah satu toko komputer paling legend di Luwu Timur, yaitu **Malili Tekno!** Siap-siap, karena cerita ini bakal bikin kalian ngakak, *mleyot*, dan mungkin sedikit *relate* kalau pernah bikin blunder di kantor.
Sebelum masuk ke *core* drama, kenalan dulu yuk sama para punggawa Malili Tekno yang selalu *vibe-ing* di balik layar (atau layar komputer!).
* **Ippank:** Ini dia Kepala Teknisi kita! Rambutnya lurus agak gondrong, vibesnya kayak anak band indie yang nyambi benerin laptop. Skill-nya jangan ditanya, mantul parah! Tapi kadang, kalau lagi bengong, bisa disangka lagi mikirin lirik lagu.
* **Pak Mohar:** Usianya udah 50 tahun, tapi jangan salah, skill teknisinya nggak kalah sama yang muda-muda. Bapak ini kalem, bijak, dan selalu jadi penyeimbang kalau ada yang mulai *overthinking*.
* **Hermansyah:** Usianya 22 tahun, teknisi juga. Ciri khasnya? Kumis tipis yang bikin dia kelihatan dewasa tapi tetep *kiyowo*. Gercep banget kalau ada masalah hardware, sat-set-sat-set, beres!
* **Yuyun:** Nah, ini dia salah satu bintang utama drama kita! Usianya 21 tahun dan jabatannya Manager. Jiwa sosialitanya tinggi, tapi kalau lagi fokus kerja, bisa auto-mode serius. Dia ini ibaratnya kapten tim yang harus ngatur semuanya, termasuk urusan keuangan.
* **Niar:** Yang satu ini Admin Servis, usianya masih 20 tahun, paling muda di antara yang lain. Niar ini anaknya ceria, kadang suka agak *plin-plan* (maaf ya Niar, *no cap*!), dan sering jadi sumber keramaian.
* **Papanya Clay:** *Last but not least*, ini dia sang *Godfather* Malili Tekno, si Owner dengan segudang pengalaman dan skill IT yang *luar biasa* banget! Sistem aplikasi yang mereka pakai di Malili Tekno itu buatan Papa Clay sendiri, *literally* custom dan super canggih. Beliau ini sosok yang bijak, tapi kadang kebawa suasana kalau lagi ngasih wejangan, jadi agak *bijaksana yang dibuat-buat* gitu deh. Kocak pokoknya!
Jadi ceritanya gini, bestie. Suatu hari yang cerah (tapi ternyata bakal jadi mendung di sistem keuangan), si **Niar** ini lagi sibuk-sibuknya jadi admin servis. Tugas dia kan bikin invoice dan ngatur data. Nah, ada orderan servis dari **Dinas Pendidikan Bagian Umum Luwu Timur**. Biasalah, instansi pemerintah gitu.
Entah Niar lagi *galau* atau otaknya lagi *nge-lag* karena kebanyakan nonton drama Korea, dia itu **bikin invoice servis padahal barang yang mau diservis itu BELUM DIAMBIL!** Alias, barangnya masih di Dinas Pendidikan, tapi di sistem Malili Tekno udah ada invoice-nya, dengan tanggal hari itu pula. Astaga, niat hati mau gercep dan rapi, malah jadi *bom waktu* yang siap meledak! Ini kayak kamu udah bikin laporan tugas, tapi bahannya belum dikumpulin. Kan aneh, ya kan?
Beberapa hari kemudian, giliran si **Yuyun** yang beraksi. Sebagai Manager, salah satu tugas mulia Yuyun adalah ngelunasin piutang dari pelanggan-pelanggan yang udah jatuh tempo. Kebetulan banget, ada beberapa invoice piutang dari Dinas Pendidikan Bagian Umum Luwu Timur yang harus dilunasi hari itu juga.
Dengan sigap dan penuh tanggung jawab (ehemmm), Yuyun mulai nge-cek daftar invoice yang harus dibayar. Dia buka sistem, *scroll-scroll*, *klik-klik*, dan *tanpa ba-bi-bu*, dia auto-gercep ngelunasin semua invoice dari Dinas Pendidikan yang muncul di layar. Nah, di sinilah drama puncaknya! Ternyata, **invoice hantu yang dibikin Niar itu ikut terdaftar di daftar invoice piutang!** Dan dengan polosnya, Yuyun ikut melunasinya! PLAK! Headshot!
Jadi, Malili Tekno menerima pembayaran untuk servis yang belum dikerjakan, bahkan barangnya aja belum ada di toko mereka. Ini kayak kamu udah bayar tiket bioskop, tapi filmnya belum mulai dan kamu belum masuk studio. *Literally* absurd!
Pas Yuyun sadar apa yang dia lakukan, dia langsung *auto-panik*. Matanya melotot, jantungnya *dag-dig-dug* kayak abis ketemu bias K-Pop. Dia mikir, "Waduh, ini gimana nih? Udah dibayar tapi barangnya nggak ada!"
Nah, daripada lapor ke Papa Clay dan kena omel (padahal Papa Clay nggak pernah ngomel beneran, paling cuma *bijak-bijak yang dibuat-buat*), Yuyun punya ide cemerlang (menurut dia). Dia langsung masuk lagi ke sistem dan mencoba "mengoreksi" kesalahan itu. **Dia ngedit invoice hantu yang dibikin Niar tadi, mengubah bentuk pembayarannya!**
Ya ampun, Bestie. Ini keputusan yang *literally* bikin sistem Papa Clay auto-teriak! Kalian harus tahu, **sistem aplikasi yang dibuat Papanya Clay itu bukan kaleng-kaleng!** Itu dibikin dengan segala rumus, algoritma, dan *skill dewa* dari seorang *IT God* kayak beliau. Dengan Yuyun ngutak-ngatik bentuk pembayaran di invoice yang udah "terlanjur" lunas, **sistemnya mendadak jadi tidak balance!** Data keuangan jadi *semrawut*, angka-angka jadi *mleyot*, dan neraca jadi *auto-pusing*. Ini kayak kamu ngedit resep masakan yang udah jadi tanpa ngerti ilmu kimianya, auto-gagal kan?
Jelas aja, Papa Clay yang sehari-hari selalu ngecek *flow* keuangan sistemnya langsung ngeh kalau ada yang nggak beres. Beliau ini kan kayak detektif Sherlock Holmes kalau urusan data. Pas beliau lihat neracanya *njomplang* dan ada transaksi aneh, beliau langsung panggil Yuyun dan Niar.
Biasanya kan kalau udah urusan sistem rusak, Papa Clay ini bisa auto-mode serius banget. Tapi kali ini, entah kenapa, beliau kayak lagi *vibing* bijaksana tapi ada kocaknya. Wajahnya itu loh, kayak nahan ketawa tapi harus keliatan serius.
"Yuyun, Niar..." suara Papa Clay terdengar tenang tapi ada *authority*-nya. "Kalian tahu kan, sistem ini saya bangun dari nol. Setiap data itu saling terhubung. Kalau satu saja diubah tanpa prosedur yang benar, apalagi yang sudah lunas dan seharusnya tidak lunas, ya otomatis *tidak balance*."
Papa Clay lanjut menasihati. Bukan dengan marah-marah meledak-ledak, tapi dengan gaya yang *bijaksana yang agak dibuat-buat*. Beliau menjelaskan secara detail kenapa sistemnya jadi *error*, kenapa tindakan Niar dan Yuyun itu bisa jadi masalah besar kalau nggak segera ditangani. Dia jelasin tentang pentingnya ketelitian, tentang alur kerja yang benar, dan kenapa jangan pernah *ngutak-ngatik* data tanpa pemahaman atau persetujuan.
"Ini kesalahan kecil, tapi dampaknya bisa besar kalau nggak paham. Untungnya saya yang bikin sistemnya, jadi tahu di mana letak kerusakannya," kata Papa Clay sambil senyum tipis, mungkin nahan gemes. "Lain kali, kalau ada yang aneh atau salah, tanya dulu. Jangan langsung main edit. Apalagi kalau barangnya belum ada di sini, ya jangan dibuatkan invoice-nya. Kan lucu nanti."
Yuyun dan Niar cuma bisa menunduk, saling lirik, dan *auto-ngangguk-ngangguk* mendengarkan "kuliah singkat" dari Papa Clay. Mereka *literally* paham kalau tindakan mereka itu *ngeri* banget dampaknya. Untungnya Papa Clay adalah tipe bos yang lebih memilih mendidik daripada langsung memarahi habis-habisan. Beliau akhirnya membetulkan sistem yang ambyar itu dengan *skill dewa*-nya.
Jadi, begitulah kisah drama keuangan di Malili Tekno yang bikin ngakak. Ini jadi pengingat buat kita semua, terutama Gen Z yang serba gercep dan kadang *cuek bebek*: ketelitian itu penting, *bestie*! Jangan sampai *niat baik* bikin blunder fatal, apalagi kalau udah urusan angka dan sistem yang kompleks.
Malili Tekno tetap seru dan rame kok, meski sesekali ada drama receh kayak gini. Mungkin lain kali, ada lagi cerita Ippank yang salah pasang RAM, atau Pak Mohar yang *ngakak* karena lihat Hermansyah kesetrum listrik statis. Siapa tahu? Sampai jumpa di *spill the tea* selanjutnya! Stay ngakak, *gaes*! 👋